Saturday, June 1, 2013

TULISAN 1

PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN 
A.PENGERTIAN DAN KONSEP PENYESUAIAN DIRI
Pengertian penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

  1. Penyesuaian sebagai adaptasi --- Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
  2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas --- Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
  3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan --- Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
B.PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia dilahirkan sebagai sebuah kertas putih, bersih dan suci, kemudian kertas itu lama-kelamaan akan berisi tinta yang penuh dengan warna. Warna tersebut bisa gelap ataupun terang, tergantung manusia tersebut mengisinya. Makna warna itu adalah sebuah perjalanan cerita yang diciptakan antara manusia dengan manusia lain atau antara manusia dan lingkungan sosialnya.
Setiap individu pasti akan mengalami sebuah pembentukan karakter. Pembentukkan karakter setiap orang pasti berbeda tidak ada yang sama persis. Karakter seseorang dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan sosial disekeliling orang tersebut. Pembentukkan karakter memerlukan proses yang amat panjang dan rumit. Proses tersebut dinamakan pertumbuhan. Faktor utama yang dapat mempengaruhi pembentukkan karakter adalah keluarga. Kenapa? Karena keluarga adalah lingkungan terdekat, utama dan tempat seseorang dibesarkan dari kecil sampai sekarang. Tanpa adanya keluarga, seseorang tidak akan pernah bisa berkembang dengan baik dan pasti akan menimbulkan karakter yang kurang baik. Ada banyak faktor-faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pertumbuhan individu. Faktor tersebut dibedakan menjadi dua tipe yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik juga terbagi lagi menjadi beberapa subbab.
Pertama adalah faktor keturunan. Sifat, watak, dan karakter seseorang tidak jauh dengan sifat, watak dan karakter kedua orangtuanya. Kedua, sifat karakter ini tetap dan tidak akan berubah disepanjang kehidupan. Kenapa tetap? Karena pemebentukkan karakter terjadi secara alamiah, tidak dibuat-buat dan sudah pasti melekat hingga akhir hayat. Walaupun tidak sedikit orang yang dapat merubah karakter, tetap saja karakter tersebut tidak akan hilang secara besar. Artinya walaupun orang tersebut berusaha untuk merubah, pasti akan ada saja beberapa karakter yang mirip seperti dahulu. Ketiga adalah membentuk beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, warna mata, warna rambut, sikap tubuh dan sebagainya.
Selanjutnya faktor eksternal atau lingkungan. Faktor ini sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan manusia baik dari saat baru lahir hingga lanjut usia. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan terjadinya potensi karakter. Sedangkan yang kurang baik akan menghambat terjadinya karakter.

C.KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PERTUMBUHAN PERSONAL
1.      PENEKANAN PERTUMBUHAN DIRI
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh ataukeadaan jasmaniah yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan



2.      VARIASI DALAM PERTUMBUHAN DIRI
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
3.      KONDISI KONDISI UNTUK BERTUMBUH
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

Nama           : verra nurmalasari
Kelas            : 2PA02
Npm             : 18511389
  Yusuf, Syamsu, LN. (2004). Mental Hygiene. Bandung:Pustaka Bani
   Quraisy
  Gerungan. W.A. psikologi sosial.  (2004) Bandung:PT Refika Aditama




No comments:

Post a Comment