HUBUNGAN INTERPERSONAL
A.MODEL MODEL HUBUNGAN
INTERPERSONAL
1.Model pertukaran sosial (social
exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.Model permainan (games people play
model)
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini
menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam
permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima
dari orang tua atau yang
dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang
mengandung potensi intuisi,
spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
Pada interaksi individu menggunakan
salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan
salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit
dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri
menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
4.Model Interaksional (interacsional
model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B.MEMULAI HUBUNGAN PEMBENTUKAN KESAN
DAN KETERKAITAN INTERPERSONAL
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan
interpersonal, yaitu:
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap
perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha
kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing
pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.
bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada
tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis;
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau
objek);
c) rencana yang akan datang;
d) kepribadian;
e) perilaku pada masa lalu;
f) orang lain serta
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis,
tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan.
Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban;
b) kontrol;
c)respon yang tepat; dan
d) nada emosional yang tepat.
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan
kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah
pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah
kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua
orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah
yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak
ada pihak yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon.
Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan
misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa,
permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan
pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang
serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh
diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan
interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon
yang tidak tepat.
Faktor terakhir yang dapat memelihara
hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi
sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang
dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil.
Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana emosi.
C.INTIMASI DAN HUBUNGAN PRIBADI
Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan
akan hubungan dengan ornglain dan merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap
manusia untuk mengetahui seseorang secara lebih dekat, seperti merasa dihargai,
diperhatikan, saling bertukar pendapat, keinginan untuk selalu berbagi dan
menerima serta perasaan saling memiliki sehingga terjalin keterikatan yang
semakin kuat dan erat.
Faktor penyebab intimacy :
Keluasan : seberapa banyak aktifitas yg
dilakukan bersama
Keterbukaan : adanya saling keterbukaan diri
Kedalaman : saling berbagi
Proses terbentukan intimacy :
Penerimaan diri
Saling berinteraksi Memberi respon
atau tanggapan – Perhatian Rasa percaya Kasih sayang
Mempunyai
minat yang sama Berhubungan seksual
D.INTIMASI
DAN PERTUMBUHAN
Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Keinginan setiap
pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban.
Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap
pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima
siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan
pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang
yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang
berkepribadian tertutup;
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta
yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta
dibutuhkan.
Nama
: verra nurmalasari
Kelas : 2PA02
Npm : 18511389
No comments:
Post a Comment