Penyesuian diri
dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation),
penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity) dan penyesuian diri
sebagai usaha penguasaan . Pada mulanya penyesuaian diri diartikan
sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada
umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau
biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah
dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.Ada
juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan
penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.Dengan
memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas,
menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus
selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral,
sosial, maupun emosional.Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian
diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk
merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga
konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
Berdasarkan beberapa
definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis
yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan:
Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan:
1.
pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,
2.
obyektivitas diri dan penerimaan diri,
3.
pengendalian diri dan perkembangan diri,
4.
keutuhan pribadi,
5.
tujuan dan arah yang jelas,
6.
perspektif, skala nilai dan filsafat hidup memadai,
7.
rasa humor,
8.
rasa tanggung jawab,
9.
kematangan respon,
10. perkembangan kebiasaan
yang baik,
11. adaptabilitas,
12. bebas dari
respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan mental),
13. kecakapan bekerja sama
dan menaruh minat kepada orang lain,
14. memiliki minat yang
besar dalam bekerja dan bermain,
15. kepuasan dalam bekerja
dan bermain, dan
16. orientasi yang
menandai terhadap realitas.
Schneiders (1964: 51)
mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well
adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya
serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan
lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien
artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang
sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang
waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu
tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum
bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut
bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan sosial, dan yang
berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang
dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan
membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga
dapat menyelesaikan konflik-konflik mental, frustasi dan kesulitan-kesulitan
dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta
tidak menunjukkan perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang.
Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-
fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Proff Gessel
mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secara terus-menerus.
Proses Pertumbuhan Individu
secara fisik
Dari bayi hingga tua kita
sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus.
Penyesuaian
diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan
memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan
penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial
nya.
Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan
ketidakberhasilan
individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari
dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi untuk
Bertumbuh
Kondisi jasmani
seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi
yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan
susunan atau konstitusi
tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik
memang sangat mempengaruhi bagaimana
individu dapat menyesuaikan diri
nya.
Nama :Verra nurmala sari
Npm :18511389
mata kuliah :kesehatan mental
Sumber:
Fatimah,N.(2006),psikologi
perkembangan.Bandung:Pusaka setia.
No comments:
Post a Comment