Teori kepribadian sehat
A.
Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang
paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa
juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya.
Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar
psikologi, melalui pemikiran Freud.
Konsep mental yang aktif.
Konsep ini terutama
dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di
Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap
struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini
memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan
demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.Psikoanalisa
mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada
level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran
lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi
berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.Perkembangan treatment terhadap
gangguan mental.Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental
sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta
orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental
diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan
di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku.
Tokoh Tokoh psikoanalisa:
1.Sigmund Freud
(1856-1939)
Sepanjang masa
hidupnya, Freud adalah seorang yang produktif. Meskipun ia dianggap sosok yang
kontroversial dan banyak tokoh yang berseberangan dengan dirinya, Freud tetap
diakui sebagai salah seorang intelektual besar. Pengaruhnya bertahan hingga
saat ini, dan tidak hanya pada bidang psikologi, bahkan meluas ke bidang-bidang
lain. Karyanya, Studies in Histeria (1875) menandai berdirinya aliran
psikoanalisa, berisi ide-ide dan diskusi tentang teknik terapi yang dilakukan
oleh Freud.
a. Riwayat hidup
Freud berkebangsaan
Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama
keluarganya pindah ke Wina dan terus tinggal di kota itu. Ia berasal dari
keluarga miskin, ayahnya adalah pedagang bahan wol yg tdk terlalu sukses. Sejak
kecil Freud sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia belajar kedokteran
dan memilih spesialisasi di bidang neurologis. Dalam prakteknya sebagai ahli
syaraf inilah Freud banyak mengembangkan ide dan teorinya mengenai teknik
terapi psikoanalisa.
Ada dua orang yang berpengaruh besar bagi pemikiran Freud, yaitu Breuer,
seorang psikiater terkenal di Wina dan Charcot, dokter syaraf terkenal di
Perancis. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan
gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, Studies in Histeria. Dari
Charcot ia banyak belajar mengenai teknik hipnosis dalam menangani pasien
histeria karena Charcot mengembangkan teknik hipnose. Kelak Freud meninggalkan
teknik hipnose ini karena sulit diterapkan dan mengembangkan teknik menggali
ketidaksadaran lewat kesadaran, seperti free association. Dengan mengembangkan
teknik ini Freud lebih percaya bahwa hal-hal di ketidaksadaran bukan
dilupakan.Pada dekade awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan
tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Ia juga memiliki banyak
pengikut/murid yang terkenal, antara lain Adler dan Jung. Mulai terbentuk
forum-forum diskusi rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat
mendiskusikan konsep-konsep psikoanalisa. Pada tahun 1909, Freud diundang oleh
G. Stanley Hall untuk berpidato di Clark Uni, salah satu uni besar di AS, dan
dengan demikian Freud juga sudah diakui di AS. Pada tahun 1910 International
Psychoanalysis Association terbentuk dan Jung menjadi ketua pertamanya. Para
kolega Freud memprotes hal ini dan membela Freud untuk menjadi ketuanya. Hubungan
Jung dan Freud akhirnya terganggu.Freud meninggalkan Austria pada saat Hitler
semakin berkuasa dan posisinya sebagai intelektual Yahudi memberinya berbagai
kesulitan. Melalui usaha Ernest Jones, seorang Inggris dan dubes Inggris di
Austria, pada tahun 1938 Freud keluar dari Austria dan berimigrasi ke Inggris
hingga akhir hayatnya di 1939.
b. Pemikiran dan teori
Freud membagi mind ke
dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness.
Freud mengembangkan
konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang
dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang
terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya
tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan
kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol
kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang
dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas
tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan
menimbulkan rasa salah.
2.Alfred Adler (1870-1937)
Adler mengembangkan yang disebut sebagai Individual Psychology.
Banyak konsep Freud yang diikutinya, antara lain mengenai level kesadaran.
Namun Adler menekankan pada faktor kesadaran/unsur ego . Teorinya banyak
menyentuh unsur lingkungan sosial sehingga ia juga dikenal sebagai seorang
psikoanalis sosial yang pertama. Sebagai seorang pengikut Freud, Adler memilih
jalan berbeda dari Freud dan menganggap teori Freud sangat menekankan unsur
seksual sehingga kurang realistis.
§
Adler di Wina dari keluarga pedagang yang berada. Sejak kecil ia
sakit-sakitan dan hal ini menumbukan cita-cita untuk menjadi seorang dokter.
Pada tahun 1895 ia lulus kedokteran dari Universitas Wina, lalu berpraktek
sebagai dokter mata sebelum akhirnya menekuni bidang psikiatri dan menjadi
psikiater.
§
Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat dari
teorinya tentang adanya inferiority karena kekurangan fisik yang berusaha
diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan
inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena
kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi
ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang
memungkinkannya mengatasi kelemahan tsb.
§
Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for
superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi inferiority dengan mencapai
keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat
bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for superiority menyebabkan
manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya ini yang membuat Adler
memiliki pandangn lebih optimis dan positif terhadap manusia serta lebih
berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.
3. Carl Gustav Jung (1875-1961)
Dikenal mengembangkan Analytical Psychology. Sebagai murid
Freud, Jung juga mengajukan keberatan terhadap beberapa konsep utama Freud yang
menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak. Perbedaan utama Jung dan
Freud terletak pada pandangan mereka tentang ketidaksadaran. Meskipun keduanya
sama-sama menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku manusia (bahkan
Jung lebih kuat dalam hal ini), tapi mereka berbeda posisi tentang asal
ketidaksadaran ini. Freud mengatakan bahwa unsur seksual adalah faktor utama
dan dominan dalam ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak setuju dgn
pandangan ini dan menyatakan bahwa sumber ketidaksadaran adalah warisan dari
nenek moyang sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras
Jung lahir di Swiss,
ayahnya adalah pendeta dan unsur religius nantinya akan banyak berperan dalam
pemikiran-pemikirannya. Ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900.
Kemudian ia ditunjuk bekerja di klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909.
Ia adalah ketua pertama International Psychoanalitic Association tahun 1911.
Tahun 1914 ia mengundurkan diri dari posisinya tersebut dan mendirikan
analytical psychology. Pada tahun 1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan
ke Afrika dan Amerika Selatan sambil meneliti dan mengembangkan teorinya.
Ekspedisi ini secara signifikan mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur
budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung Institute didirikan di Zurich untuk
mengembangkan teorinya dan teknik terapinya.
Jung menekankan pada
aspek ketidaksadaran dengan konsep utamanya, collective unconscious. Konsep ini
sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal ini dpt dibuktikan
melalui struktur otak manusia yang tidak berubah. Collective unconscious
terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu,
Ide-ide yang
diturunkan atau primordial images disebut sebagai archetype.
Terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada
beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self.
Archetype inilah yang menjadi isi collective unconsciousness.
B. Aliran Behavioristik
Teori belajar
behavioristik
adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari
pengalaman .Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikandan
pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan
akibat adanya
interaksi antara
stimulus dan respon (Slavin, 2000:143).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang dianggap penting
oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitpula
bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga
semakin kuat.
A.
Reinforcement and
Punishment;
B.
Primary and Secondary
Reinforcement;
C.
Schedules of
Reinforcement;
D.
Contingency
Management;
E.
Stimulus Control in
Operant Learning;
F.
The Elimination of
Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh Tokoh Behavioristik:
Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut
antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan
Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran
behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.
Teori Belajar Behaviorisme
Menurut Thorndike, belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang
dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan
belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit
yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat
mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur
tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan
teori koneksionisme (Slavin, 2000).
Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut
Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell,
Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat
memperkuat respon.
Watson mendefinisikan belajar sebagai
proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang
dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia
mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses
belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan
karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena
kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau
Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh
mana dapat diamati dan diukur.
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan
antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian
belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles
Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh
sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan
biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam
seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam
belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon
yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku
juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
(Bell, Gredler, 1991).
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum
kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada
waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell,
Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon
untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan
terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon
lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang
baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru.
Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam
kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar
hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga
percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses
belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah
tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat
mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan
apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan
tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang
belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan
konsep belajar secara sederhana, namun lebihkomprehensif. Menurut Skinner
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah
sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon
yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang
diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami
tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus
yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan
berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga
mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat
untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab
setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
C. Aliran Humanistik
Walaupun
psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun
aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis
dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan
tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai
penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan
pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta,
nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan
mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri
(self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman
subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat
diamati.Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis
terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun
pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.Menurut aliran
humanistik, kedua aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu
sebagai tingkah laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar
kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari
atau conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan
dengan kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep
yang jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat
manusia itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan
mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang
disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu.
Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi
peserta yang aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya
sendiri dan nasib orang lain.Aliran humanistik ini mempunyai pertalian yang
erat dengan aliran eksistensialisme. nyatanya, banyak Psikolog-psikolog
Humanistik berorientasi eksistensialisme. Psikologi Humanistik dan
Eksistensialisme mementingkan keunikan-keunikan pada seorang individu, usahanya
mencari nilai-nilai, dan kebebasannya untuk memuaskan diri. Aliran eksistensialisme
menekankan beberapa tema dasar yang diantaranya tema menghendaki arti,
kecemasan eksistensial, dan menemukan ketidakadaan (kehampaan) adalah yang
paling tepa
Tokoh Aliran Humanistik
1. Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow
dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908.
Maslow dibesarkan
dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan
tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding
anak lain
sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi
yang tumbuh dalam lingkungan
yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
- Asumsi dan Prinsip Dasar
Teori
Ahli-ahli teori
humanistik menunjukkan bahwa :
1) tingkah laku
individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya
sendiri dan
dunia sekitarnya
2) individu bukanlah
satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli
teori
tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih,
dimotivasi oleh keinginan untuk
aktualisasi diri (self-actualization) atau
memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow
mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1. Suatu usaha yang
positif untuk berkembang
2 Kekuatan untuk melawan
atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan
bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti
kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di
atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.Maslow Berfokus
pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan
menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.
Maslow (1954) menyusun
hirerarki kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan
piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi
individu. Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan,
air, tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus
dipenuhi pertama kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan,
keamanan, dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah
kebutuhan akan mencintai dan memiliki, yang mencakup membina keintiman,
persahabatan, dan dukungan. Tingkat keempat ialah kebutuhan harga diri, yang
mencakup kebutuhan untuk dihormati dan diargai orang lain. Tingkat yang paling
tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan
keadilan.
Maslow mengajikan
hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah piramida akan
mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi, kemudian
kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.Maslow menggunakan istilah
aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua kebutuhan
hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup.
2. Carl Roger
Carl Ransom Rogers
lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers
meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. Latar
belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan
dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis
yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal
sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial,
psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan
dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991).
- Asumsi dan Prinsip Dasar
Teori
1. Kecenderungan formatif
: Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik
tersusun
dari hal-hal yang lebih kecil.
2. Kecenderungan
aktualisasi: Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak
menuju ke
kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual
mempunyai
kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Seperti halnya Maslow, Rogers juga tertarik menjelaska seperti
apakah pribad yag sehat itu. Istilah yang dia pakai adlah keprbadian yangg
berfungsi baik, yang mencakup kualitas-kualitas berikut ini:
1. Terbuka terhadap
pengalaman
2. Kehidupan Eksistensial
4. Kebebasan Eksistensial
Nama :verra nurmala sari
Npm :18511389
Mata kuliah: kesehatan mental
Sumber :
Feist ,G.J.,& Jess,F.(2012).Theories of personality.Jakarta:Salemba Humanika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik